25 Oktober 2008

TAHAJUD ATASI KANKER


Tanggal 20 Oktober 2008 yang lalu, Rieke teman SD/SMP menjalani operasi kanker leher rahim di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker yang ada disekitar leher rahimnya. Bersama rekan Etna, saya sempatkan waktu untuk membezoek, dengan harapan besar hatinya, kuat, sabar dan tawakal menghadapi cobaan ini. 

Btw.. Kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker paling ganas dan ditakuti kaum wanita. Menurut berita, sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia didiagnosa menderita kanker leher rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahunnya. Untuk Indonesia, kanker leher rahim atau yang juga disebut kanker serviks merupakan jenis kanker paling banyak yang terjadi.

Tanpa memandang usia dan latar belakang, setiap perempuan beresiko terkena penyakit yang disebabkan virus Human Papilloma (HPV) ini. Bahkan kanker ini sering menjangkiti dan membunuh wanita usia produktif (30 sd 50 th). Melihat tingginya faktor risiko penderita penyakit ini, sudah seharusnya kaum wanita melakukan screening atau deteksi dini.

Ditengah keprihatinan ini, saya membaca artikel yang menarik sehubungan penyakit ini. Dalam artikel ini dikatakan bahwa sholat tahajjud mampu mengatasi penyakit kanker. Mau tahu artikelnya.. Simak berikut ini.

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji disisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu salat sunah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? "Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. Jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. 

Ayah dua anak itu bukan 'tukang obat' jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik : Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya.

Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah salat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia menitik beratkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan.

Sholat dimulai pukul 02:00 - 3:30 sebanyak 11 rakaat, masing masing dua rakaat empat kali salam, plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia dan Klinika) .

Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajuud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. "jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi control kognisi. 

Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efektif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress," Nah, menurut Sholeh, orang stress itu bisanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahjjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik. 

Tertarik untuk mencoba.. ? Cobalah tidak ada ruginya dan tidak ada resikonya. Sebagai seorang muslim sholat merupakan rukun islam, "Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah” (Q.S Al Kautsar : 2)

Tidak ada komentar: