Hari Rabu sore 1 Oktober 2008 bersama adikku Seto Pranoto, anakku Dita dan Westri, keponakanku Tio, Echa dan Tata, beramai-ramai kami pergi menonton film Laskar Pelangi. Sengaja aku ajak anak-anak untuk menonton film ini, dengan harapan agar mereka mendapat tontonan film yang baik dan sehat. Maklum saja rasa kuatir sering kali hinggap, manakala melihat anak-anak menghabiskan waktunya didepan televisi menonton sinetron kejar tayang. Unsur materialistis, egoistis, mistis, percintaan/sex, kekerasan, sifat sirik/dengki/benci/licik sering kali menghiasi sinetron yang ada ditelevisi.
Film Laskar Pelangi mengisahkan tentang 10 anak Belitong yang memiliki semangat yang besar untuk mendapatkan pendidikan. Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Bu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup. Namun seorang murid yang cacat bergabung yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah.
Selama 5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Film ini dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, dan kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia karena tambang timahnya.
Film ini mampu membawa anak-anaku terutama Dita (10 th), Echa (11 th) dan Tio (14th) untuk tersenyum dan tertawa melihat Ikal jatuh hati kepada A Ling serta ketika Mahar dengan idenya tampil bersama teman-temannya pada acara karnaval. Tetesan air matapun mengalir dari anaku Dita ketika melihat Lintang yang harus berhenti sekolah dan meninggalkan para sahabatnya karena harus menghidupi adik-adiknya.
Dari film ini nilai nilai kebajikan yang bisa diambil untuk disampaikan kepada anak anakku adalah ;
Hidup ini perjuangan,
Perjuangan adalah semangat untuk selalu belajar dan bekerja demi mengapai cita cita.
Kebahagian, keindahan, kesedihan, kesakitan, kekurangan dan kekecewaan itu ada dan selalu akan ada, dan akan membuat kita lebih menghargai kelebihan yang datang nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar