15 April 2007

PENERBIT DAN KEGIATANNYA



Saya termasuk orang yang cukup senang membaca dan kurang pandai bicara, maka cukup banyak ide, kreativifitas dan unek-unek, dan sayang kalau dilewatkan begitu saja. Lewat tulisan apa saja yang ada dikepala bisa tersalurkan. Kegiatan tulis menulis dapat dijadikan sebuah kegiatan usaha (bisnis). Hasilnya secara ekonomi, sosial dan budaya sangat baik, jika dikelola dengan benar. Dampak sosial yang tidak kalah pentingnya adalah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, jika buku yang dihasilkan adalah buku yang cerdas dan bermutu.
Kebetulan saat ini saya sedang aktif mengelola usaha penerbitan buku peninggalan orang tua. Pekerjaan ini cukup menyenangkan buat saya. Namun demikian kita perlu mengerti apa saja kegiatan usaha penerbitan buku? Ingin tau apa saja kegiatan bisnis penerbitan buku! Berikut saya sampaikan tulisan mengenai kegiatan penerbitan buku, yang saya peroleh dari hasil pelatihan penerbitan buku yang diselenggaran IKAPI beberapa waktu yang lalu.
Penerbit adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang berupa buku yang harus dijual, untuk mendapatkan kembali modal yang sudah dikeluarkan, ditambah keuntungan. Buku adalah produk intelektual, seni, industri, dan ekonomi. Dikatakan produk intelektual, karena isi buku merupakan hasil pemikiran seseorang. Ketika proses penerbitannya pun, diperlukan kegiatan intelektual yang harus dikerjakan oleh Editor. Dikatakan produk seni, karena proses penyuntingan sering dikatakan sebagai kegiatan seni, dan isi buku merupakan karya seni. Demikian pula, ketika memproduksi buku, diperlukan unsur-unsur seni, misalnya dalam desainnya. Buku adalah produk industri, karena tahap produksinya melibatkan berbagai teknologi informasi dan mesin. Buku adalah benda ekonomi, merupakan barang dagangan. Ketika memproduksi buku, dipertimbangkan segi-segi komersial. Penyebaran buku merupakan kegiatan perdagangan.

Kegiatan usaha industri buku, dalam hal ini Penerbit sebagai produsen buku, memerlukan bagian-bagian yang khusus untuk menangani semua tahap penerbitan buku. Secara umum, bagian yang dimaksud adalah ; Bagian Editorial, Bagian Produksi, dan Bagian Pemasaran. Dapat saja, pada berbagai penerbit, nama-nama bagian ini berbeda-beda, tetapi fungsinya hampir sama.
1. BAGIAN EDITORIAL
Bagian Editorial atau Bagian Redaksi bertugas untuk mendapatkan naskah, lalu mempertimbangkannya apakah dapat diterbitkan. Jika akan diterbitkan, bagian ini mengolah naskah agar siap untuk diproduksi menjadi buku. Bagian Editorial ini juga yang banyak berhubungan dengan Pengarang selama proses penerbitan bukunya. Karena berhubungan langsung dengan Pengarang, Editor dapat dikatakan paling mengetahui isi buku dan tahu kepada kelompok pembaca mana buku itu ditujukan.
1.1. Mendapatkan dan Mempertimbangkan Naskah
Kegiatan pertama usaha penerbitan adalah mendapatkan naskah yang layak diterbitkan. Naskah dapat diperoleh dari penulis, pengarang, atau penerjemah yang datang ke penerbit membawa hasil karyanya. Penerbit yang lebih maju, merencanakan buku atau judul apa yang akan diterbitkan, berdasarkan pengamatan jenis atau judul apa yang diperlukan oleh pembaca sasaran. Kemudian penerbit mencari pengarang atau penulis yang tepat dan meminta mereka menulis naskah untuk buku yang direncanakan tersebut.
Bagian Editorial - dalam hal ini Editor Pemeroleh Naskah (Acquisition Editor) - akan menerima naskah tersebut, akan mempertimbangkan apakah naskah itu layak atau dapat diterbitkan. Dalam pertimbangan ini, diteliti apakah naskah itu memuat hal baru yang belum diterbitkan oleh penerbit bersangkutan atau oleh penerbit lain. Bila buku semacam itu pernah diterbitkan, apakah kelebihan-kelebihannya dalam hal muatan bahan, sistematik, dan penyajiannya. Apakah lebih baik daripada buku-buku yang sudah ada? Juga dipertimbangkan, siapa yang akan menggunakan buku tersebut. Apakah memang diperlukan buku baru? Jika sudah terbit nanti, apakah buku akan dapat dijual? Dipertimbangkan juga hal-hal lain yang menyangkut isi, wujud buku, pemakai, harga jual, apakah tepat waktu, dan sebagainya. Penerbit biasa juga meminta bantuan seorang ahli untuk memberikan penilaian terhadap naskah tersebut.
Ada beberapa kemungkinan keputusan, yaitu pertama naskah tidak diterima karena naskah tidak memuat hal baru, atau mungkin sudah ada buku yang serupa, baik diterbitkan oleh penerbit bersangkutan atau oleh penerbit lain. Kedua, naskah diterima dan diputuskan akan diterbitkan.
1.2. Perjanjian Penerbitan
Bila naskah diterima akan diterbitkan, biasanya diadakan perjanjian antara pengarang dan penerbit, yang antara lain memuat penyerahan hak menerbitkan naskah dari pengarang kepada penerbit, serta hak dan kewajiban pengarang maupun penerbit. Perjanjian itu penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, dan menjadi pegangan bagi kedua pihak dalam kerja sama tersebut. Misalnya, Pengarang menyatakan bahwa naskah itu betul-betul karyanya sendiri dan Penerbit bersedia untuk menerbitkan naskah tersebut menjadi buku dalam waktu yang disepakati.
Selain itu, dalam perjanjian itu ditentukan imbalan bagi pengarang yang biasanya disebut royalti, yaitu bagian dari hasil penjualan buku. Pada dasarnya, royalti merupakan imbalan bagi pengarang, setelah buku jadi dan terjual, dalam jangka waktu tertentu. Ada juga penerbit yang bersedia menyelesaikan imbalan dengan cepat, misalnya dengan membayar sejumlah uang tertentu kepada pengarang, apa lagi bila pengarang memintanya. Meskipun ada Surat Perjanjian Penerbitan, hubungan penerbit dengan penga­rang hendaknya berdasarkan saling percaya dan saling mengerti.
1.3. Pengolahan Naskah.
Setelah mendapat naskah yang layak diterbitkan, Bagian Editorial mengolah naskah agar siap untuk dicetak. Kegiatan ini sering disebut penyuntingan atau editing. Bagaimanapun, naskah yang diterima dari pengarang belum tentu sempurna dan siap untuk diperbanyak menjadi buku.
Editor dapat membantu Pengarang dalam segi bahasa, jika Pengarang karena terlalu memusatkan perhatian pada materi naskah, mungkin kurang memperhatikan segi bahasa yang digunakan. Misalnya, dalam pemilihan dan penggunaan kata dan istilah, belum terdapat ketaatasasan atau belum baku. Dapat juga beberapa data atau keterangan perlu diperiksa kebenarannya. Mungkin ada hal yang menyinggung masalah kesopanan, hukum, atau undang-undang negara. Mungkin juga cara penyajian atau sistematika/urutan penyajian dapat diperbaiki. Selain itu diperlukan petunjuk-petunjuk bagi pencetak, bagai-mana penampilan buku yang diinginkan, sesuai dengan calon pembaca dan cara penggunaan buku tersebut. Semua hal tersebut dilakukan oleh Penyunting atau Editor, bekerja sama dan atas pengetahuan pengarang asli. Pada tahap penyuntingan ini, Editor tetap bekerja sama dengan Pengarang, dan segala per-ubahan sebaiknya diketahui dan disetujui oleh Pengarang.
Selain berhubungan dengan Pengarang dalam tahap penyun­tingan, Editor juga dapat memberikan saran-saran dan bantuan pada tahap produksi dan pemasaran buku.
2. BAGIAN PRODUKSI
Bagian Produksi penerbit bertanggungjawab atas produksi atau pembuatan buku dalam bentuk fisik atau wujudnya. Bagian Produksi merupakan penghubung antara Editor dan Pengarang, dengan perancang dan pencetak buku. Jika Penerbit mempunyai perancang buku, ia tergabung dalam Bagian Produksi. Untuk melaksanakan tugasnya, bagian ini bekerja sama dengan Bagian Editorial, dan bila di Penerbit tidak ada perancang buku, penerbit dapat menggunakan jasa desainer atau perancang buku dari luar. Pada beberapa penerbit, Bagian Produksi belanja kertas yang akan digunakan, dan berhubungan dengan pihak-pihak luar yang membantu dalam produksi buku. Pihak-pihak luar itu misal­nya perusahaan setting, reprografi, separasi warna, dan sebagai-nya. Bagian Produksi jugalah yang menghubungi dan ber-negosiasi dengan pencetak. Bagian Produksi bekerja sama dengan pencetak dan mengikuti seluruh proses pembuatan atau produksi buku di pencetak.
Berdasarkan jenis dan banyaknya pengerjaan proses, Bagian Produksi menghitung perkiraan biaya produksi. Bila perlu, dilaku­kan penyesuaian-penyesuaian cara pengerjaan, misalnya jika perlu penyesuaian biaya yang akan mempengaruhi harga buku.

2.1. Perancangan Bentuk Buku.
Jika proses penyuntingan selesai, atau dapat juga secara bersamaan, Bagian Produksi mulai merancang buku. Perancang menentukan bagaimana bentuk buku nanti. Bersama dengan perancang buku, ditentukan bentuk, ukuran, tata letak, ilustrasi, tebal, cara penjilidan, pemakaian jenis dan ukuran huruf untuk berbagai bagian buku, serta kertas sampul dan isi. Wujud buku selain indah, juga harus efektif menyampaikan isi buku, dan efisien.
Kemudian naskah dan desain buku dikirimkan ke pencetak untuk diproduksi. Pencetak belum tentu merupakan bagian dari penerbit bersangkutan. Tidak semua penerbit mempunyai pen­cetak sendiri. Banyak penerbit yang tak memiliki pencetak, mencetak bukunya di pencetak.
2.2. Produksi Buku
Di pencetak, naskah mengalami berbagai tahap pengerjaan. Tahap-tahap itu biasa disebut tahap pracetak, tahap pencetakan, dan tahap penyelesaian. Pertama-tama ialah yang disebut penyusunan huruf atau setting. Naskah, yang biasanya merupakan ketikan mesin tik atau komputer dengan huruf mesin tik, dicetak menjadi huruf-huruf cetakan buku yang lebih bagus dan sesuai dengan isi buku dan pengguna buku. Untuk berbagai bagian buku, digunakan huruf khusus, misalnya untuk judul bab digunakan huruf yang lebih besar. Untuk menonjolkan suatu kata, istilah, atau kutipan, digunakan huruf tebal, huruf miring, atau huruf kurus. Ukuran lebar baris, jarak antarbaris, jarak antarparagraf, indentasi, pengoloman, dan jumlah baris per halaman pun diterapkan pada tahap setting ini. Besar dan jenis huruf pun ditentukan oleh Editor bersama perancang buku. Hasil setting dipe,riksa oleh korektor, kalau-kalau ada kesalahan, disesuaikan dengan isi naskah asli yang telah diedit. Setelah dikoreksi, hasil setting diperbaiki sehingga bebas dari kesalahan-kesalahan. Tahap selanjutnya ialah lay-out atau paste-up, yaitu penyusun­an hasil setting, digabung dengan ilustrasi, tabel, dan grafik, menjadi halaman-halaman buku. Biasanya buku dicetak tidak satu-satu atau dua halaman, tetapi empat, delapan, bahkan adayang enam belas halaman sekaligus pada mesin dan lembaran kertas besar.
Jadi perlu disusun lembaran-lembaran cetak yang terdiri dari jumlah halaman sesuai dengan ukuran kertas dan mesin. Pekerja-an tersebut biasa disebut imposisi. Dengan menggunakan lembaran plat cetak, lembaran halaman-halaman tersebut dicetak pada mesin cetak, yang meng-hasilkan lembaran kertas bercetak. Lembaran cetak tersebut, yang biasa dinamakan katern, kemudian dilipat-lipat sehingga diperoleh ukuran sebesar halaman buku jadi, dengan urutan halaman yang berurut. Lembaran-lembaran besar yang telah dilipat tadi kemudian dikomplit, disusun menurut urutan halaman isi buku agar diperoleh susunan isi buku lengkap, yang kemudian diberi jilid. Jilid buku biasanya dicetak di atas kertas jilid yang lebih tebal dan lebih bagus. Setelah dijilid, buku dirapikan, dipotong tiga sisinya sehingga diperoleh buku jadi. Begitu selesai dicetak, buku semuanya diserahkan ke penerbit, dan pencetak dibayar atas jasanya mencetak buku tersebut.
3. BAGIAN PEMASARAN
Setelah buku selesai dicetak, buku diurus oleh Bagian Pemasaran; ada juga yang menyebutnya Bagian Penjualan, atau Bagian Distribusi. Secara garis besar, kegiatan Bagian Pemasaran meliputi promosi, distribusi, dan penjualan. Bagian Pemasaran-lah yang bertugas memperkenalkan buku kepada masyarakat, lalu mengirimkannya ke tempat-tempat penjualan atau melalui penyalur/distributor, ke penjual eceran misalnya toko buku. Dengan demikian buku dapat dibeli, kemudian dimanfaatkan oleh pembaca atau penggunanya.
3.1. Promosi.
Pengenalan buku kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya mengirimkan contoh kepada orang-orang yang dapat menganjurkan pemakaiannya. Dapat juga dengan mengirimkan contoh buku ke perpustakaan-per-pustakaan, ke toko buku, ke sekolah, serta ke media massa untuk dibuat tinjauan atau resensinya. Dapat juga dilakukan melalui media cetak, misalnya diiklankan dalam media massa atau dengan selebaran dan poster atau spanduk. Bentuk-bentuk pro-mosi lain di antaranya pameran buku, peluncuranbuku, diskusi atau bedah buku, temu pengarang, dan pameran buku. Selain memberitahu dan mengenalkan masyarakat terbitnya buku baru, tentu saja promosi juga membujuk masyarakat agar membeli buku tersebut. Antara lain dengan mengungkapkan manfaat buku serta kelebihan buku dibandingkan dengan buku lain.

3.2. Distribusi dan Penjualan
Bagian Pemasaran juga mengurus pengiriman buku ke tempat-tempat penjualan. Pengiriman itu dapat dilakukan dengan sarana sendiri, dapat juga melalui jasa-jasa pengiriman umum, misalnya pos, perusahaan pengiriman barang, atau kereta api. Ke mana buku dikirimkan? Tentu saja buku tertentu dikirimkan ke tempat-tempat penjualan sesuai dengan pembaca sasaran. Sekarang buku tidak hanya dijual di toko buku. Beberapa jenis buku dapat juga dijual di bukan toko buku. Misalnya buku bacaan anak-anak dijual di toko serba ada; buku bisa dijual di kios di stasiun, di pasar swalayan, di hotel, di pinggir jalan. Bahkan buku-buku yang bagus dan mahal, biasa dijajakan langsung dari kantor ke kantor, dari rumah ke rumah, di pameran buku, dan sebagainya.
Dalam hal menjual buku ini penerbit mempunyai mitra, yaitu para penyalur atau distributor buku dan toko-toko buku. Jadi, bila ada penerbit yang menjual langsung buku-bukunya ke sekolah, penyalur dan toko buku terlampaui. Murid-murid pun yang hanya membeli buku pelajaran di sekolah, tidak melihat buku-buku lain yang bagus dan menarik, yang banyak terdapat di toko buku. Jadi, sebaiknya penerbit mempromosikan atau memperkenalkan bukunya ke sekolah-sekolah, tetapi murid dianjurkan membeli buku di toko buku sehingga dapat melihat dan menemukan buku-buku lain. Di luar negeri, buku juga dijual melalui book club. Di Indonesia pun, sudah ada usaha semacam itu, meskipun belum berjalan sebagaimana diharapkan. Sebagian besar diselenggarakan oleh Penerbit dengan menjual buku-buku terbitan Penerbit itu sendiri.
4. KERJASAMA ANTAR BAGIAN
Di antara kegiatan-kegiatan ketiga bagian tersebut, harus ada kerja sama. Bagian Editorial selain berusaha menerbitkan naskah yang bermutu menurut pendapatnya juga harus mendengar dari Bagian Pemasaran, buku-buku apa yang diinginkan atau diperlu-kan masyarakat. Bagian Produksi yang merencanakan buku harus mendengar juga dari Bagian Pemasaran, berapa harga buku yang mampu dibeli oleh pembaca atau pengguna sasaran. Bagian Produksi tidak dapat membuatbuku tanpa mendengar saran-saran dari Bagian Editorial maupun Bagian Pemasaran. Bagian Editorial yang mengetahui benar isi buku dan siapa penggunanya berdasarkan keterangan dan petunjuk pengarang, dapat membantu Bagian Pemasaran menyarankan kepada siapa buku harus diperkenalkan dan bagaimana cara-cara promosi dan penjualannya, tidak hanya menyimpan buku di toko buku.
Demikianlah gambaran tentang penerbit buku dengan kegiatanya. Tentu saja, bergantung kepada besar-kecilnya penerbit, ada perbedaan-perbedaan dalam organisasi, struktur, dan cara kerjanya. Namun, pada dasarnya pada semua penerbit ada fungsi editorial, fungsi produksi, dan fungsi pemasaran, di samping tentu saja, fungsi administrasi, keuangan, dan bisnis.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

SALAM KENAL UNTUK ANDA

Alysia Shalkhan mengatakan...

Thanks bro for these information