23 Maret 2007

INDUSTRI RAKYAT DI CIREBON



Tulisan ini disusun 1,5 tahun yang lalu, waktu saya memutuskan untuk berhenti pada usaha Mebel Rotan di Cirebon. Tulisan ini pernah dimuat Koran Radar Cirebon. Tulisan lengkapnya sebagai berikut :
Dua pekan yang lalu saya diajak rekan bisnis yang bergerak dibidang Batik Cirebon, berkunjung ke kantor Mark Plus. Gedung tujuh lantai yang terletak dikawasan Segitiga Emas Business Park CBD B 01/01 Jl. Prof Dr Satrio Kav 6 Jakarta merupakan markas besarnya Mark Plus & Co. Mendengar Mark Plus sebagian pengusaha Indonesia pasti mengenal siapa aktor dibelakangnya. Hermawan Kartajaya pakar marketing yang sudah tidak asing lagi. Pertemuan dengan orang Surabaya yang kini dijuluki sebagai salah seorang dari 50 guru marketing kelas dunia sekaligus pimpinan puncak MarkPlus & Co ini begitu akrab, santai namun mengena.
INDUSTRI RAKYAT BERORIENTASI EKSPOR
Sebagai pengusaha yang mengais rejeki di Cirebon kami berdua bercerita bagaimana industri daerah mampu memberikan nafkah bagi ratusan ribu masyarakat sekitarnya. Berbagai industri kerajinan rakyat, sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu tumbuh subur di Cirebon mulai dari kerajinan rotan, batik, sandal, gerabah, pande besi, gula, makanan kering, hingga mainan anak-anak yang sebagian besar berorientasi ekspor. Namun demikian industri yang menjadi gantungan hajat hidup rakyat banyak, satu persatu mulai ambruk karena tidak mampu bersaing dengan pasar global.
INDUSTRI kerajinan tangan rakyat di Cirebon secara ekonomi tidak bisa dianggap enteng. Industri rotan di Tegalwangi, Kecamatan Plumbon, misalnya, merupakan industri padat karya yang mampu menyerap lebih dari 400.000 tenaga kerja, termasuk tenaga kerja yang terserap sektor pendukungnya seperti transportasi, akomodasi dan konsumsi.
Sebelum diterpa banyak masalah industri mebel dan kerajinan rotan di Tegalwangi, Cirebon, rata-rata mampu mengekspor 1.500 kontainer per bulan ke berbagai negara di Eropa, Amerika, Asia dan Australia. Jika rata-rata berat per kontainer sekitar 3 ton dijual dengan harga sekitar 8.000-9.000 dollar AS per kontainer, berarti kontribusi ekspor rotan Cirebon sekitar 13,5 juta dollar AS setiap bulan atau Rp 135,5 milyar dengan kurs Rp 10.000 per dollar AS. Pendapatan yang sungguh sangat besar untuk ukuran wilayah setingkat Kabupaten.
Akan tetapi setelah banyak masalah menghadang, kemampuan ekspor kerajinan rotan turun menjadi berkisar +/- 500 kontainer saja per bulan. Berbagai masalah menghadang industri rotan Cirebon, mulai dari sulit dan mahalnya bahan baku, meningkatnya biaya produksi (ekonomi biaya tinggi), sepinya order (market) hingga harga jual yang semakin merosot.

Tahun 1995 mebel rotan Cirebon masih bisa bersaing dengan mebel rotan produksi China, tetapi sekarang China tak bisa disepelekan. Dari sisi desain dan kualitas, mereka tak kalah dari produk kita, sementara harganya bisa jauh lebih murah dari produk mebel rotan Cirebon. Padahal Indonesia menguasai sekitar 80 persen bahan baku rotan dunia. Dengan dibukanya kran ekspor bahan baku rotan oleh Pemerintah dikuatirkan industri mebel Cirebon akan semakin terpuruk.

Kebijakan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), ikut menambah beban derita industri mebel rotan Cirebon. Meningkatnya harga bahan baku rotan, upah tenaga kerja, bahan finishing, dokumen ekspor dan biaya overhead lainnya tak mampu menahan tingginya harga pokok produksi mebel rotan Cirebon. Belum lagi beban bunga bank serta pungutan pajak dan retribusi daerah menjadikan harga jual produk mebel rotan Cirebon semakin tidak mampu bersaing dengan negara produsen lainnya.

Kekuatiran Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ir Soenoto perihal ambruknya industri mebel atau furnitur di Indonesia dalam waktu kurang dari lima tahun ke depan menjadi pembahasan kami dengan Pak Hermawan Kartajaya.
Mendengar situasi dan kondisi tersebut pakar marketing ini berpendapat bahwa “Melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di negeri kita mendorong pengusaha kita agar lebih kreatif menciptakan atau membuat produk yang kemudian menjualnya ke pasar. Namun kelemahan yang tidak disadari pengusaha kita dalam berdagang adalah masih bersifat production oriented belum kepada market oriented apalagi customer-centric.

GLOBALISASI DAN TEKNOLOGI MENDORONG PERUBAHAN
Globalisasi dan teknologi sering juga disebut sebagai penyebab situasi persaingan usaha mendadak jadi kacau balau (chaostic). Menurutnya Globalisasi sendiri sebenarnya bukan barang baru, sejak dulu para pedagang sudah berpergian ke luar negeri bahkan luar benua untuk menawarkan produk dagangannya. Ingat jalan sutra (Silk Road). Indonesiapun dijajah Belanda, karena disini banyak rempah-rempah yang merupakan komoditi langka di Eropa. Hanya masalahnya, globalisasi pada waktu itu berjalan sangat pelan. Namun dengan adanya teknologi informasi yang demikian hebat maka globalisasi jadi menghebat. Kenapa? Karena informasi jadi transparans. Dengan demikian, perbedaan harga bisa cepat diketahui. Begitu juga dengan perbedaan kesempatan yang ada diberbagai tempat bisa cepat diperbandingkan.
Karena itu, perdagangan dan investasi mendadak saja jadi mengglobal. Orang dengan mudah memanfaatkan informasi yang mudah dan murah tersebut untuk berdagang kemana saja dan melakukan investasi dimana saja. Pokoknya untung. Apalagi lembaga dunia yang punya “global govermence power” juga ikut campur untuk menghapuskan segala macam hambatan. Walaupun pemerintah lokal ingin melindungi pasarnya, tapi lama-kelamaan pertahanan jebol juga.

Dalam situasi seperti itu, perusahaan-perusahaan biasanya punya proses kerja dengan berorientasi pada produksi, penjualan atau paling-paling pemasaran sesuai dengan situasi persaingan masing-masing. Ketika situasi persaingan masih stabil, maka perusahaan akan product-oriented. Pokoknya, membuat barang atau jasa dengan harga semurah-murahnya. Efisiensi jadi panglima. Bagaimana dengan kebutuhan dan kemauan pasar? Itu tidak terlalu perlu, karena pasarnya toh belum “pintar”.

Ketika globalisasi mulai berjalan, biasanya sudah mulai terjadi perubahan atau change yang diskontinue. Inilah yang ia sebut sebagai situasi persaingan njelimet atau sophisticated. Yang membuat perubahan itu makin surprise terjadilah situasi persaingan yang disebut chaos (kacau balau).

Lantas bagaimana dengan teknologi? Teknologi sudah menjadi primary force of change dari waktu ke waktu. Dan teknologilah yang selalu mendorong globalisasi. Lihat saja waktu revolusi industri terjadi. Produksi jadi berlebih lebihan, maka harus diekspor, karena akan mubazir bila dibiarkan.

Apalagi dengan adanya teknologi informasi yang memungkinkan munculnya informasi yang lebih cepat dan tepat, kemana barang itu mesti dibawa, dan juga dimana sebaiknya barang itu mesti dibuat.

Karena itu globalisasi dibidang perdagangan dan investasi itu memang jadi tumbuh hebat dengan adanya teknologi informasi. Disamping itu, teknologi informasi sudah jadi makin murah ketika pembuatannya mulai dilakukan dimana-mana. Jadi globalisasi dan teknologi memang saling memperkuat satu sama lain.

Pada kesempatan terakhir saya berharap kepada Pak Hermawan agar dapat menyempatkan diri berkunjung ke Cirebon untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan teman teman pengusaha didaerah dalam rangka mempertahankan industri rakyat yang berpihak kepada keadilan, kemakmuran untuk bangsa negara kita tercinta. Jangan biarkan anugrah yang sudah diberikan oleh Yang Maha Pencipta berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah menjadi duka nestapa karena ketidakmampuan kita untuk mengelolanya.

19 Maret 2007

MELIHAT ADALAH MENGHARGAI



Tulisan ini terinspirasi setelah membaca buku konsep pemasaran Pak Hermawan Kartajaya. Begini ceritanya.
Saya termasuk dari kebanyakan orang yang takut pergi ke dokter gigi. Maklum ingat dokter gigi jadi ingat betapa ngilunya waktu gigi dibor. Terbayang sudah desingan bunyi mata bor berputar ketika ditempelkan pada gigi yang sakit. Aduuuh ....! Sereeemm! Kalau tidak karena gigi ini ada yang bolong, dan merasakan sakitnya luar biasa tidaklah mau saya pergi ke dokter gigi.
Dengan terpaksa saya pergi ke teman karib yang punya profesi sebagai dokter gigi. Nama lengkapnya drg Heru Purwanto MARS. Lokasi prateknya mudah dicari dan strategis, dilingkungan praktek dokter bersama, dibelakang Apotik Ciremai di jalan Siliwangi Cirebon.
Pada saat dirawat, drg Heru minta saya untuk memegang kaca cermin. Tujuannya? Supaya saya dapat melihat apa yang dikerjakannya. Awalnya saya ogah. Lebih baik tidak melihat sama sekali. Merem tidak melihat rasanya akan lebih baik! Namun akhirnya saya jadi berani untuk melihat dan terbiasa. Kenapa? Karena lewat kaca tadi saya jadi tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Saya jadi tidak takut lagi! Justru karena langsung melihat itulah saya jadi menghargai apa yang dikerjakannya.
Kesan saya, jadi dokter gigi itu cukup susah. Pertama, harus memandang mulut orang yang bau. Kedua, harus telaten dalam melaksanakan pekerjaannya. Ketiga, dia mesti punya pengetahuan yang cukup tinggi, karena harus lulus dari perguruan tinggi dibidang kedokteran gigi. Istimewanya lagi, selama dirawat saya diajak ngobrol. Tentang apa? Ya macam-macam, dari urusan anak balita, ABG sampai orang tua. Hobinya pak dokter dari olah raga sampai olah vocal. Maklum dia dokter gaul yang suka nyanyi dan berani pentas didepan umum. Pendek kata drg Heru Purwanto dokter gaul yang cukup popular di kota Cirebon. Asik juga!
Sikap dan perilakunya cukup ramah dalam menghadapi pasiennya, maka konsumen seperti saya jadi lekas merasa puas. Rasa takut berubah jadi rasa aman dan nyaman. Selain itu, saya jadi bisa menghargai nilai (value) dari pekerjaannya. Itulah yang dinamakan delivering customer value by showing the servise performance. Artinya nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan dengan memperlihatkan pelayanan yang baik.
Hal yang sama juga terjadi kalau kita makan di restoran Jepang, terutama di Tempayaki. Disitu kita tidak sekedar makan, tapi juga melihat atraksi. Kokinya pasti akan akan memperlihatkan kebolehannya memasak. Bukan cuma untuk memasak, tapi juga menjelaskan jenis-jenis daging, sayur bahkan bawang yang digunakan. Dia juga selalu menanyakan kepada kita tentang tingkat kematangan dagingnya. Selama menyiapkan menu, dia akan mengajak ngobrol. Tentang apa? Tentang apa saja yang anda mau. Tentu saja selama dia bisa menjawab.
Hal serupa tapi tak sama juga terjadi kalau kita membawa sepeda motor ke bengkel Honda. Para montir disitu diajarkan untuk selalu memperlihatkan bagaimana mereka bekerja. Karena itu, bengkel harus selalu dijaga kebersihannya. Dengan melihat bagaimana si montir bekerja, si konsumen jadi puas. Kenapa? Dia bisa melihat bagaimana ketrampilan si montir. Selain itu juga bisa menyaksikan keaslian suku cadang yang dipasang pada sepeda motornya.
Ketiga contoh ini adalah adalah kejadian sehari hari yang biasa terjadi di mana-mana. Tapi mengandung sebuah pelajaran yang berarti. Bahwa pelayanan atau servis memang sesuatu yang abstrak dan sulit dimengerti. Dan karena sulit dimengerti, susah pula dihargai.
Kalau konsumen diberi kesempatan untuk melihat bagaimana servis itu dikerjakan, maka berarti ada satu dimensi lagi yang ditambahkan. Bukan suma hasil (result) yang dijual, tapi juga proses (process).
Dalam hal dokter gigi tadi, proses pekerjaan merawat gigi diperlihatkan dan diperhatikan. Dalam hal koki masakan Jepang adalah proses memasaknya. Sedangkan pada montir tadi adalah pelayanan melakukan perbaikan sepeda motor.

14 Maret 2007

HAPPY BRITHDAY MY WIFE


Setiap manusia dilahirkan dengan kelengkapan perasaan, ada suka ada duka, ada cinta ada benci, ada manis ada pahit, ada kebahagiaan dan ada kesedihan.

Cinta melahirkan anak-anak yang cantik dan sholeha, lihat Fathia Dita Ramadhanti, Fadhlina Dwipawestri. Cintapun mampu menjadikan seorang istri menjadi pandai, kuat dan tegar menghadapi kerasnya tantangan hidup.

Ketika kita mengejar sukses dan kebahagiaan, sering kita terperangkap dan terjebak pada hutan liar. Cinta bisa menimbulkan kebencian, kemarahan dan kemurkaan.

Kesedihan adalah saudara kembar kebahagian, tak ada arti tawa bila tangis tidak kita lalui. Betapa sering rasa bahagia dan tangis kita rasakan. Hidup penuh dengan semua hal itu dan terjadi pada semua orang.

Ketika kita sudah mulai dapat merangkul kesedihan tanpa menyalahkan, maka secara perlahan kita mampu mengupas duka sehelai demi sehelai dan menjadikannya rasa syukur dan suka cita. Cinta melahirkan kebesaran dan keagungan. Cinta yang agung salalu menyentuh kita dan menitikkan air mata haru.

Kupu2 hanya akan datang sendiri saat kita diam dan termenung menikmati kesedihan kita. Karena ketika ketenangan menjenguk kita, semua akan terlihat lebih terang, tanpa perlu menyilaukan.

Kata Khalil Gibran : Kebahagiaan adalah kesedihan yang telah terbuka kedoknya. Tawa dan tangis berasal dari mata air yang sama.

Cinta melahirkan keajaiban, suka duka datang sebagai saudara kembar, yang silih berganti menjenguk kita, menemani kita dan membesarkan diri dan jiwa kita.

Nikmatilah apapun yang datang dan menjenguk kita. Arti terbesar hidup ini pada akhirnya adalah perjalanan hidup ini sendiri. Tidak ada tujuan akhir, yang ada hanyalah sebuah perjalanan panjang yang harus kita nikmati.

42 tahun kamu lalui hidup ini. 14 tahun kamu lalui bersamaku, 10 tahun kita lalui hidup bersama Dita, Westri. Perjalanan panjang yang harus kita nikmati dan syukuri.

Tidak ada kebencian, tidak ada penyesalan, tidak ada pengurbanan, yang ada hanyalah rasa syukur yang dalam dan cinta tanpa batas waktu.

HAPPY BIRTHDAY WATI MUSILAWATI

DITA, WESTRI, GANDHI

HIDUP INI PERJALANAN


"Ruar Biasa.." tulisan Pak Tanadi Santoso.. Maknanya sungguh dalam, ditulis dengan gaya bahasa yang biasa2 saja, sederhana, namun terasa indah untuk dibaca dan dirasa. Terinspirasi dari tulisan Pak Tanadi, maka pengen rasanya bisa berkarya sepertinya. Trims pak TS. Berikut tulisan Pak TS

Hidup ini adalah perjalanan. Ujungnya adalah kuburan. Satu satunya energi yang bisa membuat hidup jadi berarti, adalah Cinta.

Cinta terbesar adalah cinta akan kehidupan ini secara seutuhnya. Mencoba menyadari akan segala rasa ; kesedihan dan kesakitan dan kekurangan dan kekecewaan ini. Dan tetap mencintai kehidupan ini. Kekurangan itu ada dan selalu akan ada, dan akan membuat kita lebih menghargai kelebihan yang datang nanti.

Llihatlah kolom2 berita kematian di koran, ada yang tua dan sudah waktunya berpulang, ada pula yang masih muda perkasa. Ada sebuah rasa bersyukur saya masih hidup dan bernafas dan sehat, ini adalah anugerah yang mesti kita syukuri.

Ambisi dan keinginan maju adalah kewajaran dan bukan sebuah dosa. Kemauan untuk menang dalam bersaing adalah sebuah kenormalan hidup. Tetapi kitapun mesti menyadari bahwa tidak semua kemenangan dan segala sesuatu yang kita dapatkan "lebih" itu akan membuat kita bahagia.

Lebih banyak uang, lebih kaya, lebih cantik, lebih banyak koleksi Louis Vuitton, lebih perkasa, lebih tampan, lebih keren mobilnya... dan seterusnya adalah kekosongan yang berkepanjangan tanpa Cinta.
Lebih cinta akan kehidupan ini adalah satu satunya "lebih" yang berguna. Bekerja dengan cinta akan membawa kebahagiaan dan berkah, walau mungkin bukan sebuah kenikmatan berlebih atau bahkan kemapanan hidup.

Apa yang akan terjadi dengan hari esok adalah milik Langit dan Matahari. Kita harus syukuri dan nikmati hari ini. Dan berusaha dengan sepenuh hati, jiwa dan pikiran. Hidup adalah perjalanan, dan Cinta adalah Keajaiban.