23 Desember 2008

SELAMAT JALAN.. BAPAK..!



Bismillahi Rahmani RahimInna lillahi wa inna ilaihi roji'un ...


Hari Selasa, 9 Desember 2008, jam 06:00 di ruang ICU RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta, ayah kami Bapak H. Dikin Dirdjosutjipto SH telah berpulang ke Rahmatullah, dipanggil kembali oleh Nya. Kami semua berkabung dalam duka yang dalam sembari ikhlas melepas kepergiannya.

Kami, keluarga besar Bapak, percaya sepenuhnya bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan niscaya kembali kepadaNya. Pada hari itu juga, selepas Dzuhur, Bapak dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa Jakarta Timur.

Kami, anak-anak Bapak, akan mengenang Bapak dengan takzim, dengan rasa hormat yang penuh, melalui berbagai cara.

Ia adalah seorang suami yang sangat mencintai dan setia pada istrinya, ibu kami, Hj Siti Djucriah yang dinikahinya pada tahun 1961. Ia adalah bapak yang sangat bertanggungjawab membesarkan kami, anak-anaknya. Ia adalah seorang suami, bapak, eyang yang memiliki ruang kesabaran amat lapang. Amat jarang kami melihatnya meledakkan kemarahan. Bagi kami, bapak adalah sosok yang luar biasa gigih dan selalu berusaha mandiri.

Bapak dilahirkan pada tanggal 9 September 1938 di Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Bermodalkan ijazah SD yang diperoleh dari desanya, pada tahun 1959, Bapak diterima bekerja di Fakultas Hukum Universitas Indonesia sebagai seorang pegawai rendahan - pesuruh merangkap sebagai juru ketik. Walau hanya sebagai pegawai rendahan dengan gaji yang tak seberapa, Bapak tetap semangat melanjutkan pendidikan dari SMP, SMA sampai menjadi seorang Sarjana Hukum di FHUI. Pensiun pada tahun 1993 setelah 34 tahun waktunya dihabiskan untuk bekerja di FHUI.

Akhirnya, kami keluarga besar Bapak memohon keikhlasan Bapak/Ibu/Saudara untuk memaafkan segala kesalahan Bapak selama hayatnya. Kami juga memohon keikhlasan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan sejenak waktu berdoa semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah SWT, diterima iman dan Islamnya serta amal ibadahnya. Semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak/Ibu/Saudara dengan melimpahkan nikmat, rahmat, dan kebahagiaan bagi Bapak/Ibu/Saudara sekalian. Amien.

Untuk Bapak, saya sekarang hanya bisa mengatakan: Selamat Jalan Bapak. Sampai berjumpa suatu saat kelak di Surga milik-Nya. Insya Allah. Amien.

Percayalah Pak, saya dan kami semua anak, menantu, cucu, Bapak akan berusaha sekuat-kuatnya menjalankan nasehat Bapak untuk selalu menjadi orang yang jujur dan memperhatikan kesusahan orang lain.

Atas Nama Seluruh Keluarga

22 Desember 2008

CERITA UNTUK SAHABAT


Ada sebuah cerita yang menarik untuk kita simak bersama, semoga dapat kita ambil hikmahnya.

Dua orang sahabat berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Sahabat yang kena tampar tadi sudah pasti merasa sakit, namun tanpa membalas, dan banyak bicara dia lalu menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk beristirahat. Teman yang kena tampar tadi berenang, namun jiwanya nyaris melayang karena hampir tenggelam. Sahabat yang pernah menyakitinya berhasil menyelamatkannya. Ketika mulai siuman dan sadar, sahabat yang tenggelam tadi lalu menulis di sebuah batu “HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU”.

Sahabat yang menolong dan menamparnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kau tulis di batu?"

Sahabatnyapun menjawab, "Ketika aku sakit dan terluka, ku tulis diatas pasir hatiku dengan harapan agar angin maaf datang berhembus dan segera menghapus rasa sakit ini. Sekarang kebaikan yang luar biasa itu datang, maka aku harus memahatnya diatas batu hatiku, agar kebahagian itu terus tertanam abadi didalam hatiku."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan agar rasa sakit segera terobati dan rasa bahagia selalu dapat kita nikmati.